EKSLUSIFITAS LEMBAGA PERKADERAN ORGANISASI MAHASISWA ISLAM

Oleh: Rahmat Setiawan
Kabid PTKP HMI Komisariat Iqbal

Secara etimologi, Kader berasal dari bahasa Yunani yaitu “cadre” yang artinya adalah bingkai, sedangkan secara terminologi kader berarti orang atau kumpulan orang yang dibina dalam sebuah organisasi. Sedangkan perkaderan adalah suatu bentuk usaha organisasi yang dilakukan secara sadar serta terus menerus demi pembentukan, proses pembelajaran, pengembangan karakter, agar memiliki kemampuan kepribadian yang diharapkan. Lalu, apa yang dimaksud dengan ekslusifitas lembaga perkaderan organisasi mahasiswa Islam?

Ekslusifitas adalah kata benda yang berarti pengekslusifan, sedangkan eksklusivisme adalah paham yang menganggap bahwa hanya kelompok sendiri yang benar. Sebagai suatu kelompok atau paham yang hidup di lingkungan eksklusif, tak jarang mereka memiliki kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat. Bahasa sederhananya ialah ekslusif bermakna khusus. Adapun watak dari seseorang yang menganut paham eksklusivisme ialah menolak ada dua kebenaran, oleh karena itu kelompok ini juga dikenal sebagai kelompok yang tertutup atau menutup diri dari orang lain.

Oleh karena itu dari paham ekslusivisme muncul lah tindakan berupa ekslusifitas, yang mana tindakan itu tak jauh dari paham mereka anut. Bahwa kegiatan yang mereka lakukan seolah-olah itu harus dikerjakan, bahasa kasarnya tak boleh ada orang yang mengganggu. Pertumbuhan ekslusifitas dalam lembaga perkaderan organisasi mahasiswa Islam merupakan bentuk personalia suatu individu dalam menjalankan roda organisasi. Eksklusivisme jika mengacu pada sebuah paham maka bermakna sebuah paham satu dimensi kebenaran hanya pada kelompoknya dan tidak ada dua kebenaran.

Wilayah ekslusifitas atau realita yang telah lumrah diketahui oleh orang, semacam hal yang tak bisa ditawar bahkan dinegosiasi dengan bentuk apapun. Akan tetapi pada kenyataannya ditemukan sebuah kehidupan ekslusifitas lembaga perkaderan yang menimbulkan pemahaman yang kaku, tidak mengalami perkembangan, bersikeras dengan sikap ekslusifitasnya sehingga timbullah dikemudian hari golongan yang disebut ekstrim kanan. (JOURNAL OF ISLAMIC THOUGHT AND PHILOSOPHY, PERKEMBANGAN EKSLUSIVISME DAN LIBERALISME DALAM SOSIO-TEOLOGIS DI INDONESIA)

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami makna “ekslusifitas” dalam upaya membaca artikel ini, eksklusivisme atau paham eksklusif dapat digolongkan pada dua bagian besar; pertama, bersifat alamiah atau kodrati (seperti penjelasan di atas). Kedua, bersifat kejumudan pemikiran. (Isnatin Ulfa, “Eksklusivisme Komunitas Islam-Hindu (Analisis Tindakan Sosial Komunitas Beda Agama Di Dusun Semanding Loceret Nganjuk),” Kodifikasia 12, no. 2 (2018). 214. Pada bagian kedua inilah yang menjadi problematika lembaga perkaderan organisasi mahasiswa Islam yang dapat menyebabkan kegaduhan, konflik bahkan perseturuan.

Sudah seharusnya segala bentuk kejumudan berpikir yang menghinggap dalam dalam tubuh ekslusifitas lembaga perkaderan harus lebih terbuka dan tidak menutup diri. Mendengarkan apa yang sudah seharusnya didengarkan demi terwujudnya organisasi mahasiswa Islam yang diridhoi oleh Allah Swt. Jangan sampai lembaga perkaderan terkungkung dalam pikiran jumud, paham ekslusivisme seperti inilah yang harus dibenahi untuk kemajuan lembaga perkaderan organisasi mahasiswa Islam.



Posting Komentar

0 Komentar