Diskusi Asik HMI Komisariat Iqbal Dengan Tema "Eksistensi Israiliyat dan Maudhu'at dalam Khazanah Tafsir".

 

Peserta diskusi KKF berpose setelah acara selesai, Kamis, (10/10/2024). (Komiq/Irbah)

HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Komisariat Iqbal mengadakan KKF (klub kajian fakultas) dengan tema "eksistensi Israiliyat dan Maudhu'at dalam khazanah tafsir" di Taman Jadi Kampus 2 UIN Walisongo, Kamis (10/10/24).

Tema yang diusung sangat linear dengan jurusan yang ditekuni oleh pemantik, Kanda Reza, prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Kajian diawali dengan menjelaskan arti kata "tafsir", macam-macam penafsiran kemudian menjelaskan peranan Israiliyat (cerita-cerita yang berasal dari orang-orang Yahudi dan Nasrani) dan adanya hadis-hadis mudhu' yang mewarnai khazanah tafsir Qur'an.

"Israiliyat dalam penafsiran Qur'an  masuk pada tafsir yang berbasis riwayat (tafsir bi ma'tsur)," jelasnya.
 
Masuknya Israiliyat ini pastinya dengan alasan tertentu seperti tidak adanya cerita yang rinci di dalam Al-Qur'an namun dalam literatur orang-orang Yahudi diterangkan secara rinci seperti cerita Ashabul Kahfi dan Uzair.

Namun, pemakaian Israiliyat tentu merupakan langkah yang mainstream yang dilakukan para Mufassir, karena sumber yang mereka masukkan berasal dari kaum yang memusuhi agama Islam. Sehingga, dalam hal ini ada persyaratan yang harus dipenuhi.

"Israiliyat dapat digunakan minimal dengan 3 syarat, yaitu tidak bertentangan dengan Al-Qur’an, sesuai dengan kaidah bahasa arab dan rasional." katanya.

Adapun contoh hadis maudhu' yang masuk pada penafsiran surat An-Najm ayat 19 yang berkisah tentang Gharaniq. Yakni ketika Nabi membacakan surat An-Najm di samping Ka'bah dan disaksikan oleh orang Quraisy, setelah sampai pada ayat 19, Nabi mengatakatan "تلك الغرانيق الأولى " yang menuai ambiguitas bagi para pendengarnya.

 Klub kajian fakultas ini sengaja dibuat seperti ngobrol santai namun tidak menghilangkan esensi dari tema yang disampaikan. Menurut Yunda Muna, peserta kajian, materi yang disampaikan Kanda Reza sangat bermutu.

"Bang Reza menjelaskan tema dengan isi yang sangat daging semua."

Moderator diskusi pun, Kanda Mifdal, mengaku merasa sangat senang bisa berdiskusi pada sore itu karena mendapatkan sudut pandang-sudut pandang yang belum pernah diketahui sebelumnya.

"Setelah mendengarkan materi-materi yang disampaikan membuat saya semakin yakin dengan ajaran Islam." tuturnya yang mungkin sengaja dibuat hiperbolik.

Oleh : Irbah Fatin Nur Aliyyah, kader HMI Komisariat Iqbal



Posting Komentar

0 Komentar