Isu Perempuan dalam Naskah Nusantara


 


Oleh: Hanik As'adah 

Banyak naskah yang menceritakan perempuan. Pada tahun 2008 ada penelitian kecil-kecilan yg ditemukan ada 9 judul syair dengan nama perempuan. Seperti Syair Ken Tambuhan yang berisi tentang perempuan yang menderita karena menjadi kekasih Panji yang sebenarnya sudah mempunyai istri calon istri. Syair Bidasari, Syair Siti Zawiyah yang berhasil memperoleh suaminya kembali. Syair Putri Akal, Syair Siti Zuhro, Syair Siti Kubah, Syair Perempuan Bujang, Syair Siti Zubaidah Perang China, dan Syair Ratu Juita.  

Ada pula penemuan 8 Hikayat dengan nama perempuan. Seperti Hikayat Fatimah dinikahkan Allah atau hikayat Fatimah bersuami dan Hikayat Fatimah berkata-kata dengan Zulfakar atau Hikayat Zulfakar, Hikayat Putri Salamah, Hikayat Siti Zubaidah, Hikayat Siti Hasanah yang berhasil menemukan suaminya yang pergi berkelana tetapi kemudian meninggal. Hikayat Siti Marwah, Hikayat Bibi Sabariah dan Hikayat Siti Hasanah (dalam kumpulan cerita Hikayat bayan budiman), Hikayat Galuh digantung, Hikayat Putri Johar Manikam.

Dari semua isi-isi syair dan hikayat di atas kebanyakan para perempuannya menyamar sebagai seorang laki-laki karena berparas cantik dengan tujuan agar tidak diganggu oleh kaum laki-laki. Ciri lain perempuan-perempuan dahulu dahulu bermental kuat dan tangguh karena mengalami penderitaan yang dialami dalam hidupnya. 

Seperti dalam hikayat Galuh digantung yg menceritakan Galuh sedang diguna-guna, berbuat dosa dengan mengusir suaminya, Panji. Cerita selanjutnya mengisahkan usaha Galuh untuk mendapatkan suaminya kembali. Ketika kembali bertemu suaminya, Galuh digantung di pohon randu oleh Panji. Panji kemudian meninggalkannya. Karena pertolongan Batara Kala, Galuh diturunkan dan dijadikan laki-laki. Dengan status sebagai laki-laki. Ia dapat mengalahkan tanah Jawa. Ia kemudian menjadi dendam kepada suaminya dan tidak mau bertemu dengan Panji meskipun Panji berusaha berusaha menemuinya. Setelah dibantu dengan Tapa Sukma Ludira hati Galuh mencair dan ia mau menerima suaminya kembali.

Kisah lain pula dijelaskan dalam kisah perempuan dalam Mahabharata yang mana tokoh perempuan dalam cerita tersebut dijadikan objek taruhan. Seperti Dewi Gandari yg disayembarakan, tapi diserahkan kepada Kakak Pandu yg buta, akhirnya menjadi bibit dendam keduanya. Drupadi pula yg menjadi pemicu terjadinya peperangan.

Kesimpulan dari penjelasan dan kisah-kisah di atas adalah penjelasan tokoh perempuan dalam naskah Nusantara terlebih suku Melayu yg mana perempuan-perempuan tersebut sangat mempesona, akhirnya menyamar menjadi laki-laki dengan tujuan tidak diganggu oleh laki-laki lain. Tujuan lainnya adalah mereka mencari identitas diri perempuan. Hal ini menjadi bibit-bibit tumbuhnya jiwa perempuan yang kuat, keras, tetapi bertujuan untuk menghargai identitas diri seorang perempuan

Posting Komentar

0 Komentar