Pembinaan Karakter pada Anak: Implementasi Seni sebagai Madia Dakwah


Para mubaligh pada masa lalu sering menggunakan seni sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama lslam. Seperti contoh jika kita melihat lembar masa lalu, yaitu strategi dakwah yang dilakukan oleh Walisongo. Beliau-beliau dengan berbagai upaya dan strategi, salah satunya adalah seni untuk bisa memperluas ajaran agama lslam sampai ke berbagai daerah. Banyak sekali hal-hal yang dapat kita pelajari dari perjuangan Walisongo dalam mensyi’arkan lslam. Semangat juang yang tinggi dengan senantiasa mengharap ridha dari Allah SWT tentunya tak pernah padam.


Media dakwah merupakan salah satu alat atau sarana yang dapat digunakan untuk mendukung para da’i dalam menyampaikan pesan dakwah kepada masyarakat, dengan harapan dakwah akan lebih mudah tersampaikan dan akan lebih dipahami. Dengan menerapkan seni sebagai media dakwah akan menciptakan nilai keindahan, sehingga dakwah yang dilakukan dapat menarik perhatian masyarakat pada masa itu.


Bukan hanya di masa lalu saja, pada masa sekarang selain sebagai media untuk menyebarkan agama lslam, seni juga bisa digunakan sebagai media dakwah dalam pembentukan karakter anak. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa ikut serta berperan dalam memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui seni, orang tua akan mampu menimbulkan daya tarik tersendiri bagi anak sehingga mempermudah untuk bisa membentuk karakter anak menjadi lebih baik.


Pemanfaatan seni sebagai media dakwah bertujuan untuk mewujudkan sarana pembinaan karakter anak yang kian memburuk. Melihat kondisi pada zaman sekarang, banyak sekali orang tua atau guru yang merasa kualahan dalam mendidik anak. Bisa jadi faktor lingkungan dan pergaulan bebas yang kemudian menyebabkan anak menjadi susah untuk diatur, sehingga perlu strategi-strategi baru yang lebih menarik perhatian anak agar tertarik untuk bisa dan mau terus belajar. Tentunya sudah banyak kita temui pada zaman sekarang, dengan didukung teknologi yang semakin canggih sehingga mendukung dalam pendidikan anak.

Anak merupakan sasaran dakwah dengan media pembelajaran yang berbeda-beda. Seni merupakan salah satu sarana pembelajaran efektif untuk pembentukan karakter anak. Dalam hal ini tentunya membutuhkan strategi yang berbeda-beda di setiap zamannya, menyesuaikan keadaan pada saat itu. Mengemas program seni sebagai media dakwah yang mampu memenuhi kebutuhan anak yang kemudian bisa sampai pada pembentukan karakter anak dengan semenarik mungkin. Selain itu juga bisa memfasilitasi anak untuk bisa menyongsong masa depan yang cerah.


Cara ini bisa dilakukan salah satunya dengan mengajarkan dan mengenalkan anak lewat lagu anak-anak lslami yang di dalamnya terkandung nilai-nilai, baik nilai keislaman, nilai kesopanan, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai moral. Misal lagu anak lslami karya A.T. Mahmud. Lagu anak-anak hasil karya beliau mayoritas mengandung nilai-nilai sebagaimana yang sudah disebutkan, sehingga anak lebih mudah menangkap dan menerapkan nilai-nilai pendidikan dari segala aspek dengan mudah dan menyenangkan.


Sebelum fokus kepada anak sebagai sasaran dalam pembentukan karakter, guru atau orang tua juga perlu adanya sosialisasi dalam pengelolaan dan pengaplikasian agar mereka memiliki kualitas yang mumpuni, sehingga anak juga akan dapat menyesuaikan apa yang nantinya diajarkan dan disampaikan oleh orang tua atau guru. Dengan begitu, akan dapat melahirkan generasi-generasi masa depan yang akan membawa negara menjadi lebih maju lagi.


Dalam hal ini, guru lebih memiliki peran besar dalam penerapan seni sebagai media dakwah dalam pembentukan karakter anak. Mengapa demikian? Karena guru yang memiliki tangung jawab besar dalam membimbing dan mengarahkan siswa supaya tetap pada jalur yang benar, terutama pada proses belajar-mengajar di sekolah melalui lagu anak-anak lslami. Namun, peran orang tua juga tidak kalah penting, mengingat waktu yang dihabiskan oleh anak lebih banyak bersama keluarga di rumah. Oleh karena itu, perlu ada kolaborasi khusus yang bisa mendukung kualitas guru maupun orang tua.

Perlu adanya sosialisai untuk meningkatkan kualitas guru/orang tua, karena melihat tidak semua guru mampu menerapkan seni sebagai media dakwah. Dibutuhkan pengetahuan dan skill yang bagus dalam penguasaan bidang seni. Bukan hanya itu, setiap lagu-lagu yang nantinya dijadikan sebagai media juga memiliki perlindungan hak cipta tersendiri, sehingga perlu adanya sosialisasi agar tidak terjadi kesalahan nantinya yang akan berakibat fatal.

(Tulisan ini sebelumnya pernah diunggah di website Baladena.id)

Posting Komentar

0 Komentar