Oleh : Akbar Wafiq Hasibuan
Kader HMI Komisariat Iqbal 2021
kepemimpinan adalah cara memimpin atau perihal pemimpin sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Secara harfiah, kepemimpinan adalah berasal dari kata dasar “pimpin” yang memiliki arti mengarahkan, membina, mengatur, menuntun, menunjukkan atau memengaruhi. Pemimpin merupakan salah satu faktor penentu maju dan berkembangnya organisasi atau badan yang ia pimpin. Sehingga perlunya dibutuhkan pemimpin yang baik yang tau bagaimana ia membawa dan mengarahkan ke arah tercapainya suatu tujuan.
Sholat adalah rangkaian ibadah yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Didalam sholat, Rasullullah menganjurkan untuk mengerjakannya dengan berjamaah, dikarenakan ganjaran pahala yang didapatkan lebih banyak dan tinggi dari pada sholat sendiri yaitu 27 derajat.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Rasulullah ﷺ bersabda: صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً "Sholat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian." (HR Al-Bukhari).
Didalam mengerjakan sholat berjamaah kita membutuhkan suatu pemimpin yang disebut imam, sebagai pemandu dan pengarah dalam mengerjakan sholat. Yang mana ketentuan dalam memilih imam dalam ilmu fiqih dapat kita jadikan sebagai konsep dalam menentukan pemimpin. Diantaranya :
Imam sholat yang pertama adalah أعلمهم (yang lebih tahu ). Maksud dari kriteria ini adalah sang imam sholat dapat memahami dan mengetahui dari serangkaian ibadah sholat, baik rukunnya, sunah-sunnahnya, yang membatalkannya dan lain sebagainya. Begitu juga la hendaknya seorang pemimpin, dia harus memiliki pengetahuan yang lebih terhadap yang ia pimpin, sehingga dapat mengetahui jalan keluar dari segala persoalan yang terjadi, dapat menyelesaikan masalah bukan menimbulkan masalah atau menjadi masalah. Pemimpin juga harus mereka yang berilmu, sehingga mampu membawa dan mengamalkan ilmunya untuk kesejahteraan yang ia pimpin.
Yang kedua : أفصحهم (yang lebih fasih lisannya). Kriteria ini adalah sang imam sholat memiliki keabsahan dalam melantunkan ayat suci al-Quran baik secara huruf ataupun tajwidnya. Begitu juga hendaknya seorang pemimpin, yang memiliki kefasihan dalam menyuarakan aspirasi-aspirasi anggotanya. Memiliki sance of critis.
Yang ketiga: أكثرهم سنا (yang lebih tua). Kriteria ini adalah sang imam sholat yang memiliki umur atau usia yang lebih tua atau yang dikenal lebih senior sebagai untuk penghormatan kepada mereka. Seorang pemimpin juga dapat ditinjau dari senioritasnya, memiliki semangat nasionalisme yang lebih tinggi dan kuat, karena ia lebih dahulu mengetahui tentang esensi sebuah bangsa atau yang ia pimpin, sehingga memiliki loyalitas dan cinta kepada yang dipimpinnya.
Memilih pemimpin sesuai dengan beberapa kriteria, maka dimulai la ibadah salat tersebut dengan sebuah seruan yang disebut dengan adzan. Adzan juga dapat di artikan sebagai proklamasi yang merupakan tanda dimulainya suatu peradaban bangsa atau organisasi.
Selesainya adzan barulah dimulai ibadah sholat tersebut. Namun, sebelum dimulainya sholat, imam menginstruksikan untuk meluruskan shaf dan merapatkan barisan. Yang memiliki arti membentuk sebuah tatanan kepengurusan yang kompak, bersih dan berwibawa. Agar para pengurus tidak saling menghina atau maju sendiri (egois). Setelah dibentuknya shaf yang lurus dan barisan yang rapat, sang Imam harus menyepakati dulu shalat apa yang hendak dikerjakan, apakah memakai sujud tilawah atau yang lainnya. Hal ini bertujuan agar makmum tidak kaget tentang shalat apa yang dikerjakan. Hal Ini merupakan bentuk penyampaian visi misi dari seorang pemimpin yang bertujuan agar yang dipimpinnya tahu ke mana arah dan tujuan yang ingin dibawa oleh sang pemimpin.
Demikianlah konsep pemimpin yang dapat kita tinjau dari perspektif ibadah sholat. Yakni terwujudnya pemimpin yang adil dan mampu yang ia pimpin sehingga nantinya di hari kiamat sang pemimpin yang adil ini akan mendapatkan naungan dari Allah subhanahu wa ta'ala berdasarkan hadist rasulullah shallallahu alaihi wasallam :
عن أبي هريرة ، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، أنه قال :
« سبعة يظلهم الله تعالى في ظل عرشه يوم لا ظل إلا ظله : احدهم إمام مقسط
Artinya : Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah Saw, beliau bersabda : Ada tujuh golongan manusia yang nanti akan dinaungi Allah dalam naungan ‘arasy-Nya pada hari yang tiada naungan selain naungan Allah, yaitu : salah satu diantaranya adalah : Pemimpin yang adil dan jujur (HR Baihaqi).
0 Komentar