Hmiiqbal.com, Semarang- Pernyataan Menteri Agama Yaqut
Cholil Qoumas menuai berbagai kritik. Dalam Webinar Internasional Santri
Membangun Negeri pada tanggal 20 Oktober 2021, Menag Yakut Cholil menyampaikan bahwa Kementrian
Agama adalah sebuah hadiah untuk NU, bukan Islam secara keseluruhan.
Karena pernyatan kontroversial itu viral di berbagai media, Menag
Yaqut Cholil mengklarifikasi berita tersebut dengan alasan yang ia sampaikan.
Dia menyampaikan bahwa saat menyampaikan statement, dia berada di forum
internal dan bertujuan untuk memotivasi para santri dan pesantren berbasis NU.
“itu saya sampaikan di forum internal. Intinya sebatas
memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan
pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain hanyalah nge-kos,
karena itu disampaikan secara intenal.” Kata Yaqut di Solo, seperti dikutip
dari siaran pers yang diterima, Senin 25 Oktober 2021.
Meski demikian, kenyataanya pernyataan itu viral di berbagai sosmed bahkan menjadi
trending di twitter dengan tagar #PecatYaqut. Hal ini karena Seminar tersebut
disiarkan langsung melalui kanal zoom dan TV yang dapat dengan mudah diakses
masyarakat.
Berbagai Kalangan masyarakat menyampaikan tanggapan tentang
apa yang dikatakan Menag, salah satunya Ketua Umum HMI Komisariat Iqbal Cabang
Semarang yang juga turut mengkritisi pernyataan Yaqut yang menimbulkan
kontroversi.
“Pernyataan tersebut tidak layak dilontarkan oleh Menag yang
seharusnya mengayomi seluruh umat beragama di Indonesia. Apa yang disampaikan
Menag dapat menimbulkan perpecahan di Indonesia. Ini tidak sesuai dengan dasar
negara yang menginginkan persatuan,” ujarnya saat dimintai tanggapan pada 30
Oktober di Gedung Kesekretariatan HMI Semarang.
Firdaus menambahkan, pernyataan yang dilontarkan oleh Menag
dapat menjadi bomerang bagi NU sendiri, karena dapat menjadi corong
perselisihan antar umat Islam saat ini. Selain itu, pernyataan Menag tidak
didasari dengan keterangan sejarah yang benar. Menteri Agama didirikan bukan
sebagai hadiah negara untuk NU, akan tapi didirikan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia dalam urusan
agama.
“Sejarah berdirinya
Menteri Agama yang beliau sampaikan jelas kurang tepat. Sungguh sayang sekali,
kita punya penyelenggara agama negara yang buta sejarah agama.”
“Mestinya Menteri Agama bersikap moderat dan dapat
menyatukan seluruh umat beragama dan organisasi keagamaan dalam bingkai bhineka
tunggal ika, bukan malah menimbulkan polemik di kalangan masyarakat,” ujar Firdaus
Saat ditanya tentang kritikan masyarakat yang sebagian
menginginkan Menag Yaqut dipecat, Ketum Firdaus juga sependapat dan mendukung
penuh hal tersebut.
“Indonesia butuh Menteri Agama yang bisa mendamaikan umat,
bukan menyebabkan kontroversi bahkan perpecahan. Agar terjaga ketentraman dan
keharmonisan umat beragama di negara tercinta ini,” jawabnya serius.
0 Komentar