Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi (KPP) HMI Komisariat Iqbal Walisongo Semarang membuat program kewirausahaan yakni beternak Maggot. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan organisasi dari segi finansial. Usaha yang sudah digeluti sejak awal kepengurusan pun kini sudah berkembang menjadi usaha yang mandiri yang bisa menghidupi organisasi.
Singgih Pratama sebagai penanggung jawab program kewirausahaan merupakan pengurus HMI Komisariat Iqbal.
Sebelumnya, usaha Singgih Pratama juga pernah diliput pihak TV One yang melihat betapa program kewirausahaan ini sangat berpeluang.
Dilansir dari TV One, Singgih Pratama (20) melakukan budidaya maggot sebagai alternatif pakan lele, ayam, unggas dan burung. Singgih bercerita, budidaya maggot atau belatung yang merupakan larva lalat Black Solder Fly (BSF) tersebut berawal dari keisengannya.
"Ide itu berawal dari keluhan banyaknya sisa makanan yang terbuang sia-sia, sehingga saya punya ide untuk membuat budidaya maggot agar sampah sisa makanan tidak terbuang sia-sia," kata Singgih Pratama.
Singgih mengaku, dalam sebulan bisa menghasilkan tiga kuintal maggot. Untuk masa produktif maggot, mulai dari telur hingga menjadi lalat dan kembali menghasilkan telur membutuhkan waktu sekitar 45 hari.
“Dalam sebulan, sedikitnya bisa menghasilkan sekitar tiga kuintal maggot. Untuk harga jualnya Rp 15 ribu per kilogram. Dalam budidaya maggot itu tidak ada pengurangan, yang ada itu terus bertambah, karena satu ekor lalat saja bisa menghasilkan sampai 500 telur," terangnya.
Pakan maggot menggunakan limbah makanan yang sudah basi, buah-buahan dan sayuran-sayuran.
0 Komentar