![]() |
M. Bakti Setia Gusti, Ketua Center of Democracy and Islamic Studies (CDIS) Masa Bakti 2019-2020.
M. Bakti Setia Gusti biasa disapa Bagus, lahir pada 21 Mei 1998. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Saeroji dan Khuriyatul Aeni dan dibesarkan di Kota Cirebon.
Pendidikan formalnya dimulai di SD 4 Panguragan Wetan. Setelah menginjak remaja, dia mengenyam pendidikan di SMP dan SMA Prenduan, Sumenep. Karena merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya belum cukup, setelah lulus SMA, ia hijrah ke Semarang untuk menempuh study S1 jurusan Tasawuf dan Psikoterapi UIN Walisongo hingga saat ini.
Sejak menjadi mahasiswa, Bagus mulai aktif di organisasi intra maupun ekstra kampus. Karir organisasinya ia mulai tahun 2017, ia tercatat sebagai Departemen Kepemudaan HMI Komisariat Iqbal Walisongo Semarang. Selain itu, dia juga aktif di organisasi intra kampus dalam kepengurusan CYUBIE (Community Universal of Bio Energy).Saat ini, Ia menjabat sebagai Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota HMI Komisariat Iqbal Semarang bersama 3 rekannya.
Karir organisasinya sudah dimulai semenjak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Tak heran, pria berdarah Cirebon ini terpilih menjadi Ketua Center of Democracy and Islamic Studies. Meskipun dia bukan mahasiswa jurusan filsafat, membaca buku sudah menjadi hobi dan panggilan jiwanya.
Untuk amanah yang sedang diemban, ia berharap LSO bisa memenuhi kebutuhan kader melalui potensi-potensi yang dimiliki dan mempererat silaturahmi. Dan secara khusus, dengan terbentuknya LSO ini mampu mengembangkan potensi kader lebih progresif sesuai dengan minat bakatnya, sekaligus menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaganya lembaga ini.
|
![]() |
Athok Mahfud, Kepala Suku Komunitas Seni & Budaya Mahasiswa Islam (SENYAWIS) Masa Bakti 2019-2020.
Mahfud, panggilan akrabnya. Ia adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Lahir di Pati pada 20 Juni 1999, dari pasangan Ibu Noer Alfiyah dan Bapak Imam Buchori. Ia mulai dibesarkan di Desa Baleadi, Sukolilo, Pati.
Setelah lulus SD pada tahun 2011, ia melanjutkan ke MAN 1 Pati, MTs YPRU Guyangan dan lulus di tahun 2014. Pada 2017, ia memilih UIN Walisongo untuk melanjutkan S1 dengan mengambil jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Karir organisasinya sudah mulai tampak ketika menginjak masa perkuliahan. Aktif di berbagai organisasi intra dan ekstra kampus membuatnya menjadi pribadi yang pandai bersosialisasi. Saat ini, Ia menjabat sebagai Departemen PTK HMI Komisariat Iqbal Walisongo.
Pria yang mempunyai hobi membaca, menulis dan mencintai seni ini mempunyai iktikad yang kuat untuk memajukan lembaga yang ada di bawah naungannya tersebut. Baginya, Seni adalah guru yang tidak pernah menggurui. Banyak sekali nilai-nilai keluhuran dalam hidup yang dapat dipetik dari sebuah karya seni. Misalnya, dengan mengadakan pertunjukan teater mampu mengubah karakter penonton melalui kreativitas yang ditampilkan. Dengan senilah inspirasi dan pelajaran-pelajaran positif dapat tersampaikan tanpa harus menggurui.
LSO adalah lembaga peminatan kader. Mahfud menghimbau kepada semua kader agar menyadari potensi dalam diri. Setiap orang pasti mempunyai potensi yang berbeda. Ada yang suka seni, bahasa, olahraga, hiking, atau yang lainnya. Ia berharap, semoga LSO bisa hidup dan aktif dalam memfasilitasi bakat dan minat kader.
Secara khusus, Senyawis menjadi tantangan baginya agar bisa memberikan ruang bagi kader- kader HMI untuk mengembangkan bakat dan menunjukkan kreativitas dan nantinya, pencinta seni di lingkup HMI Korkom Walisongo mampu berkarya sekaligus meningkatkan kualitas dirinya dalam bidang kesenian dan budaya.
[Intan Nabil]
|
0 Komentar