HMI Korkom Walisongo Ramaikan Milad ke-72 dengan FGD


Suasana Focus Group Discussion (FGD) antara Panelis, Ketum dan Kader HMI Korkom Walisongo di  Gedung Graha Bina Insani Lantai II, Ringin Sari II No. 06, Kamis (7/2/2019)
Semarang- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koordinator Komisariat (Korkom) Walisongo Semarang adakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka memperingati Milad HMI ke-72, Kamis (7/2).
Kegiatan ini diselenggarakan di gedung Graha Bina Insani Lantai II, Ringin Sari II No. 06. Adapun tema yang diusung pada acara tersebut yaitu, Dinamika Gerakan HMI Walisongo: antara Peluang dan Tantangan.
Diskusi tersebut menghadirkan seluruh Ketua Umum (ketum) atau yang mewakili  lingkup Korkom Walisongo Semarang, antara lain:
1.        Dewi Nur Lathifah sebagai Ketum Komisariat Persiapan FEBI.
2.        Shofiya Laila Alhofariyah  sebagai Ketum Komisariat FITK.
3.        Yusuf Abdullah sebagai Ketum Komisariat Iqbal.
4.        Muhammad Irsad  Satriya sebagai Ketum Komisariat Syari’ah.
5.        Laili Nuzuli Annur sebagai Ketum Komisariat Dakwah.
6.        Alwi Ahmad Sulthon sebagai Sekretaris Umum (Sekum) Komisariat Sains dan Teknologi (Saintek) yang mewakili Ketum Lilik Fatimatus Zahro.
7.        Aeni sebagai Sekum Komisariat Persiapan Hasyim Asy’ari yang mewakili Ketum Syafii Anafis.
Menurut Abdurrahman Syafrianto, dinamika gerakan HMI Walisongo perlu dipahami menggunakan analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Ia pun memberikan kesempatan diskusi internal antara Ketum dan kader-kadernya dengan durasi sepuluh menit. Setelah itu, baru diskusi antar Ketum dilangsungkan.
“Kita harus membaca situasi organisasi menggunakan analisis SWOT. Untuk komisariat Iqbal menganalisis strength (kekuatan) dalam organisasi, komisariat persiapan Hasyim Asy’ari, FITK, dan FEBI membahas weaknesses (kelemahan) dalam organisasi,  komisariat Dakwah membaca situasi organisasi dengan opportunities (peluang), dan komisariat Syariah beserta komisariat Saintek mendiskusikan threats (ancaman) dalam organisasi,” jelas panelis diskusi yang Ketua Bidang (Kabid)  Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan (PTKP) itu.
Yusuf Abdullah pun menambahkan, HMI memiliki kekuatan dalam berbagai aspek, seperti labeling intelektualias kader yang bagus, karena mereka suka berdiskusi.  Selain itu, kader HMI memiliki relasi yang luas, sebab kader organisasi  Islam tertua yang masih aktif ini tersebar di berbagai wilayah yang ada di Indonesia.
“Tingkat intelektualitas kader HMI dibangun dari hasil diskusi, orang yang suka diskusi, pasti ia harus membaca terlebih dahulu, agar segala macam gagasan yang dipaparkan berbobot. HMI juga mencetak tokoh-tokoh besar seperti Nurcholish Madjid, Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan lain sebagainya,” ungkap Ketum Komisariat Iqbal.
Red. Atikah Nur Azzah Fauziyyah



Posting Komentar

0 Komentar